Wednesday, September 15, 2010

Si Mbah dan Rokok Klembak

Mbah saya adalah seorang perokok klembak sejati. Kemanapun pergi, beliau tidak pernah lupa membawa bungkusan yang berisi bahan baku untuk membuat sendiri rokoknya. Rokok yang terdiri dari tembakau, cengkeh dan klembak ini baunya khas, wangi menurut saya. Tidak bagi mantan suami saya. Ketika mbah saya berkunjung ke rumah kecil kami di Bandung, mantan suami saya yang notabene perokok, hampir muntah mencium asap rokok klembak. 

Dari kecil, saya selalu memperhatikan mbah saya saat meracik dan melinting sendiri rokoknya. Dan baru sebesar ini saya berani meminta izin untuk mencoba membuat rokok yang disebut juga tingwe atau linting dewe. Siapa tahu anda tertarik atau anda ingin berhemat dalam merokok, anda bisa mencari bahan bakunya di pasar tradisional sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah. Berikut ini adalah langkah pembuatan rokok klembak : 

1. Siapkan 1-2 lembar kertas sigaret seperti di bawah ini 


Harga melawan? Ya..anda tidak salah baca. Tulisannya memang begitu apa adanya. Mungkin maksudnya adalah harga kertas sigaret tjap kupu ini berani bersaing dengan merk lain. Andai merk lain menurunkan harga, maka kertas tjap kupu dipastikan langsung melawan harga saingannya. Halah..
2. Berilah tembakau di sepanjang kertasnya. Di beberapa referensi yang saya lihat, umumnya tembakau yang dipakai adalah tembakau yang sudah diiris-iris kecil dan malah hampir menjadi bubuk. Tapi daun tembakau yang mbah saya pakai irisannya masih besar. Mungkin dimaksudkan agar tidak berceceran ketika dilinting.


3. Tambahkan taburan cengkeh di atasnya. Tau cengkeh kan? Itu..cengkeh yang sama yang digunakan untuk topping nastar. Hanya saja cengkeh untuk nastar lebih mahal harganya karena tidak menyertakan bubuk cengkeh yang hancur. Ah..apa sih hubungannya dengan nastar..Maaf, saya cuma menuh-menuhin deksripsi saja agar terlihat lebih intelek dan berwawasan luas.


4. Bahan baku terakhir adalah klembak. Ini dia bahan yang membuat rokoknya menjadi wangi ketika dibakar. Kalau tidak salah, klembak ini mengandung efek laksatif atau penenang. Menurut mbah saya, harganya lumayan mahal, sekitar Rp. 20.000,-/4 pcs. Klembak ini dikuliti memakai pisau yang juga selalu menjadi satu dalam bungkusan mbah saya. Takarannya tergantung selera anda. Lebih banyak tentunya rokok ini akan lebih wangi.


5. Ini adalah langkah terakhir dalam pembuatannya, yaitu melinting kertas yang sudah ditaburi berbagai macam rempah menjadi sebentuk rokok. Jujur saya tidak mahir dalam hal linting melinting. Mbah saya dengan senang hati membantu.



Begitulah cara membuat rokok klembak ala mbah saya. Yang paling menarik dari pengalaman saya kali ini adalah kesalahpahaman saya tentang seorang Mbah Siradj. Yang saya kira adalah seorang yang kaku dan kolot ternyata tidak sepenuhnya benar. Tanpa saya sangka, tiba-tiba mbah saya menyalakan koreknya dan ini dia saudara-saudara : 


Takjub sayaaa...

Sepertinya memang bukan hal yang tabu bagi para perempuan untuk merokok karena di desa mereka melakukannya untuk menggantikan kebiasaan nginang (mengunyah daun sirih) yang dinilai kurang praktis. Lagipula jauh sebelumnya, adalah Roro Mendut yang menjadi pionir para perempuan untuk merokok. Baca dahulu kisah percintaan Roro Mendut sebelum menghakimi seorang perempuan perokok adalah pribadi yang nakal dan murahan.

Oya, ini dia penampakannya sesaat kemudian : 


Yang saya rasakan adalah seperti makan asap dari pembakaran kertas dan rempah-rempah yang rasanya berat dan membuat kepala pusing seketika. Susah saya jelaskan. Yang pasti saya terbatuk-batuk dan menyerah pada hisapan ketiga.

Ini dia rokok klembak super dahsyat yang tidak bisa dipisahkan dari mbah saya selama puluhan tahun : 


1 comments:

Raja Berlian said...

seems LEGIT a.k.a MUAAAANTEBB